Cerita Lucu - Kakek Bukan Ahli Selingkuh


Bukan saja membangun kota, membangun asmara ternyata harus juga diserahkan pada ahlinya. Kalau tak ahli tapi mau coba-coba, nasibnya bisa seperti kakek Mashud, 54 (bukan nama sebenarnya), dari Simalungun (Sumut) ini. Baru digertak oleh Dewi, 35 (bukan nama sebenarnya), wanita selingkuhannya, sudah panik dan kemudian pilih bunuh diri.

Dalam politik, meski bukan ahlinya bisa saja seseorang ditunjuk jadi menteri karena dia memang mitra koalisinya atau teman baiknya. Maka di jaman Presiden Gus Dur dulu, sah-sah saja seorang sarjana Sastra Arab dijadikan Menristek. Atau, seorang budayawan dan kolomnis, didaulat jadi Dirut LKBN Antara. Padahal hadist Nabi sudah mengingatkan: segala sesuatu yang dipegang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.

Agaknya Mbah Mashud dari Huta Siramah, Nagori Dolog Kahean, Kecamatan Tapian Dolog Kabupaten Simalungun, belum pernah menerima pencerahan semacam itu. Dikiranya urusan selingkuh itu urusan sepele, dalam usia yang sudah bukan lagi muda, eh masih coba-coba bermain mata dengan perempuan lain. Maka sejak enam bulan lalu Mashud punya gebedan baru cewek bernama Dewi.

Entah apa pertimbangan Dewi, lelaki yang sudah beranjak tua begitu, dijadikan PIL, sehingga sampai tega menduakan dengan suami sahnya di rumah. Yang jelas, dari hubungan itu meski Dewi tak memperoleh “bonggol”, tapi dapat “benggol” alias duit. Karena jelek-jelek begitu Mashud memang masih bekerja di sebuah perkebunan, dengan posisi kepala satpam.

Agaknya cinta Dewi pada kakek Mashud sudah demikian mendalam, atau mungkin karena sudah kadung “didalami”? Buktinya, dia sampai berani bercerai dari suaminya, kemudian mendesak pada Mashud untuk menikahi dengan segara. Maklum, dia tak mau terjadi kevacuman terlalu lama dalam rumahtangganya. Bukankah dulu JK sewaktu jadi Wapres selalu bilang: lebih cepat lebih baik?

Tapi rupanya Mbah Mashud tak siap dengan tantangan WIL-nya. Menceraikan istri yang sudah memberikan sejumlah anak dan cucu, jelas sebuah kebodohan. Sedangkan mau poligami, dia juga tidak sanggup karena penghasilan Kepala Satpam tidaklah menjanjikan. Rupanya dia juga sadar bahwa punya isrtri baru enaknya hanya sebentar, barang seminggu atau dua minggu. Selebihnya, sama saja baik rasa maupun daya tariknya.

Karena tak memperoleh jawaban jelas, Dewi menyusul ke rumah Mashud. Tapi meski kepala Satpam, dia cemen-nya nggak ketulungan. Begitu nampak WIL menyusul ke rumah, dia malah ngumpet ke dalam kamar. Jadilah Dewi hanya ngobrol-ngobrol dengan istri Mashud. Mungkin saja Dewi lalu bercerita dia siapa sebenarnya, dan mendesak agar istri Mashud ikut menasihati suaminya.

Untunglah Ny. Mashud wanita yang berjiwa besar. Segala pengkhianatan suaminya tetap disembunyikan dalam keluarga, bahkan tak pernah diklarifikasi pula pada pihak terkait (suami). Ini tentu saja semakin membuat Mashud seakan mati penasaran. Gara-gara terus didesak Dewi, sementara istri “berlagak pilon”, Mbah Mashud akhirnya memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Malam itu anak-anak Mashud baru sadar akan kenekadan ayahnya, ketika membaca surat wasiat dalam kamar berbunyi: maafkan atas pengkhianatanku selama ini, dengan bunuh diri ini urusanku selesai tanpa melibatkan kamu. Buru-buru anak istri lari ke kebun dan ditemukan Mbah Mashud sudah mati tergantung di pohon duku. Dia meninggalkan istri, anak, cucu dan selingkuhannya, hanya karena panik ditekan terus oleh WIL-nya.

Baru ditekan panik, kan sudah biasa menekan-nekan si WIL?



Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar